RADEN ANGGI ROSPIDIA Wajah Elzatta 2018
Menulis Buku Motivasi
Runner Up II Wajah Elzatta yang memiliki segudang aktivitas ini, ternyata pernah mengalami masa kecil penuh bullying. “Saya memiliki tubuh yang lebih tinggi dan lebih besar dari ukuran anak-anak sebaya saya, dengan warna kulit gelap. Ini menjadi bahan olokan teman-teman sewaktu mereka “terganggu” dengan keaktifan saya bertanya dan menjawab pertanyaan guru di kelas,” ujar perempuan kelahiran, Serang 17 Juni 1992.
Sebutan gajah bengkak, kebo ireng, menjadi olokan yang sering diterima. Namun Anggi tidak ingin larut dengan bullying yang dilontarkan. Ia justru bekerja keras menjadi pribadi positif dengan sederet prestasi. Kini Anggi bermetamorfosa menjadi sosok cantik dengan torehan karya di banyak bidang.
Lulusan S1 Fakultas Ekonomi Manajemen ini merupakan seorang pramugari di sebuah maskapai penerbangan. “Sewaktu kecil saya paling suka melihat langit dengan gemerlap bintangnya. Alhamdulillah, Allah berikan saya kesempatan untuk selalu dekat dengan langit lewat profesi saya sebagai seorang pramugari,” tutur putri pasangan Raden M. Rosumali W,SE dan Hj. Supiah.
Bersama perannya sebagai awak kabin, Anggi juga seorang cabin safety instructor. “Setiap awak kabin yang akan terbang harus melalui tahap pendidikan safety. Di pendidikan ini, saya mengajarkan aspek safety kepada seluruh awak kabin di perusahaan tempat saya bekerja.”
Di sela-sela jadwal terbangnya, Anggi masih menyempatkan diri untuk menjadi Relawan Indonesia Mengajar di GA Circle, trainer dan public influencer. Anggi juga seorang penulis. Beberapa tulisannya sudah dipublikasikan oleh penerbit Major Indonesia.
“Melalui tulisan, saya ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk berpikir positif dan bersyukur dalam kondisi apapun. Bahwa setiap hal yang terjadi pada diri kita adalah kebaikan termasuk saat mendapatkan perlakuan buruk dari lingkungan. Ketika hal ini sudah tertanam dalam diri, Insya Allah kita akan terhindar dari depresi,“ kata Anggi yang hobi traveling dan kuliner.
Ketika ditanya apakah tulisan-tulisannya terkait erat dengan pengalaman bullying di masa lalu. “Bisa jadi, tanpa saya sadari. Karena tulisan yang saya buat, memotivasi diri untuk bangkit dan percaya diri. Sikap inilah yang dibutuhkan dalam menghadapi bullying. Makanya saya suka sekali melakukan penyuluhan ke sekolah dasar dan berbagi motivasi seputar hal tersebut.”
Menulis buku dan berbagi motivasi kepada banyak orang menjadi kebahagiaan tersendiri buat Anggi. “Saya sedih kalau melihat orang sedih dan berkekurangan. Dari sini saya terdorong untuk selalu menebar kebahagiaan kepada banyak orang. Memotivasi mereka untuk terus berpikir dan bertindak positif dalam menjalankan setiap proses kehidupan. Paling tidak ini menjaga mental kita agar tetap “survive” dalam kondisi apapun,” pungkas Anggi yang kini tengah merampungkan penulisan novelnya.{}
Leave a comment
This site is protected by hCaptcha and the hCaptcha Privacy Policy and Terms of Service apply.