ALINTIYA ZHAFARA Wajah Elzatta 2018
Keluar dari Zona Nyaman
Banyak orang memilih untuk tetap berada di zona nyaman, namun tidak untuk Alin. Juara I Wajah Elzatta 2018 ini, justru memilih untuk keluar dari zona nyaman dan mengambil beberapa pilihan yang membuat hidupnya jadi lebih bermakna.
Salahsatunya adalah pilihan untuk keluar dari rutinitas sebagai aktivis dalam berbagai organisasi kampus. “Karena mulai sedikit mata kuliah yang diikuti, saya mulai mencari kesibukan lain di luar kampus dengan aktif memenuhi permintaan untuk catwalk, make up, hijab stylish, MC sampai mengikuti kompetisi kecantikan,” kata Alin yang lahir di Bukittinggi, 17 April 1997.
Pilihan untuk keluar dari zona nyaman sebagai mahasiswa disebabkan keinginan Alin untuk mengatasi rasa jenuh sekaligus memperkaya pengalamannya dalam berbagai bidang kehidupan. “Alhamdulillah, dengan melakukan kegiatan-kegiatan ini, Allah memberi kesempatan lebih banyak lagi, untuk bertemu banyak orang hebat yang menginspirasi saya menjadi pribadi yang lebih baik,” ujar alumnus S1 Teknik Metalurgi dan Material Universitas Indonesia.
Bersyukur keluarga mendukung pilihan Alin untuk berkegiatan di luar rutinitasnya sebagai mahasiswa. “Mama mendukung saya selama mampu menyeimbangkan diri dalam memenuhi tanggung jawab sebagai mahasiswa tingkat akhir yang dibebani tugas kelulusan. Alhamdulillah, saya bisa merampungkan kuliah di tengah kesibukan yang ada, dan penghujung Agustus kemarin, saya sudah diwisuda,” tutur putri pasangan (alm) Febrianto dan Rachmawati.
Lulus kuliah, Alin tetap menjaga semangat untuk mewujudkan deretan mimpinya. Mulai dari cita-cita untuk bekerja pada bidang studi yang ditekuninya semasa S1, membuka bisnis make up dan kuliner hingga keinginan untuk terjun ke dunia entertainment baik di bidang modelling, public speaking (MC dan host) maupun acting.
Alin mensyukuri keputusannya untuk keluar dari zona nyaman. Hidupnya jadi lebih berwarna, persis dengan kehidupan di masa kecilnya yang penuh cerita. “Mulai dari serunya manjat pohon jambu lalu ngambili jambu untuk teman-teman yang menunggu di bawah pohon, bermain petak umpat, menerbangkan layang-layang sampai melakukan aksi panggung ala kontestan Indonesian Idol,” kenang Alin sambil tertawa.
Ditambah lagi keseruan menari dan bergaya ala tokoh Maria Belen. “Mama senang mendandani Alin. Kadang dengan kepang satu kayak pohon kelapa atau dengan jilbab yang digayakan. Nggak ketinggalan papa yang ikutan membelikan rambut palsu kriwil-kriwil agar mirip tokoh Maria Belen,” imbuh lulusan SMA 1 Bukittinggi.
Kehidupan ini terlalu sayang untuk dilalui dengan pola yang stagnan. Melenturkan diri untuk menyentuh hal positif lainnya, Insya Allah akan membawa pada banyak kebaikan. “Mumpung masih muda, amunisi keberanian dan kreativitas masih tinggi, saya mengajak teman-teman untuk keluar dari zona nyaman,” pungkas Alin.{}
Leave a comment
This site is protected by hCaptcha and the hCaptcha Privacy Policy and Terms of Service apply.