Asal Muasal Kemeja Koko
Jelang Ramadhan dan Lebaran seperti saat ini, kemeja koko jadi pilihan favorit kaum pria.
Hampir semua pria Muslim berburu kemeja berkerah mandarin ini, untuk mendapatkan penampilan religius saat salat tarawih maupun ketika merayakan Id.
Jadi penasaran ya Fams, kenapa bisa jadi busana ibadah, padahal koko itu berasal dari budaya Cina?
Benar! Itu karena proses asimilasi budaya Cina dan Betawi.
Ratusan tahun lalu, orang-orang Tionghoa datang ke Indonesia untuk berdagang melalui pelabuhan Batavia.
Batavia atau Betawi memiliki kultur keagamaan yang cukup kuat. Masyarakatnya terkenal taat menjalankan keislamannya.
Persentuhan dengan orang-orang Tionghoa yang membawa budaya Cina dalam pakaiannya, terasimilasi ke dalam pakaian masyarakat Betawi. Lahirlah kemeja koko.
Oleh masyarakat Betawi, kemeja ini dipakai kapanpun, termasuk dalam beribadah. Dari sini, dimulailah identitas koko sebagai busana ibadah.
Di awal-awal, kemeja koko dikenal dengan istilah "tul-khim".
Baru sekitar tahun 1980an, ketika kemeja koko mulai marak dipakai sebagai identitas muslim, nama "tul-khim" berganti jadi "koko" menyesuaikan asal muasalnya (koko: sebutan untuk kakak laki-laki dalam bahasa Cina).
Saat ini kemeja koko mengalami perkembangan yang luar biasa dan muncul dalam desain yang sangat variatif.
Leave a comment
This site is protected by hCaptcha and the hCaptcha Privacy Policy and Terms of Service apply.